Kata IBM: Pertumbuhan Adopsi AI di Indonesia

INTERNATIONAL Business Machines (IBM) mencatat adopsi akal imitasiPerkembangan teknologi AI di sektor manufaktur Indonesia menunjukkan kemajuan yang positif dalam jangka waktu 3-5 tahun terakhir. Meskipun demikian, sebagian besar perusahaan masih berada pada tahap awal dalam penerapan strategis.

Kepala Manajer Umum dan Pemimpin Teknologi IBM ASEAN, Catherine Lian, menyatakan bahwa studi IBM dengan judul "Unlocking Indonesia’s Economic Potential for Future Prosperity" menemukan bahwa 77 persen pemimpin bisnis di Indonesia memandang AI dan transformasi digital sebagai peluang utama untuk pertumbuhan. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak pelaku industri manufaktur telah melewati tahap eksperimen awal dan mulai menjalankan proyek pengujian AI. "Namun, hanya sedikit dari mereka yang berhasil mencapai integrasi penuh atau mengintegrasikan AI ke dalam strategi bisnis inti mereka," ujar Catherine kepadaTempo pada awal Desember 2025.

Penelitian IBM lainnya menunjukkan bahwa banyak perusahaan manufaktur serta sektor energi dan utilitas di kawasan Asia Pasifik telah melakukan investasi dalam perangkat digital, terutama dalam desain dan rantai pasok. Namun, mereka masih memerlukan dasar digital yang lebih kuat berbasis AI untuk menghasilkan nilai maksimal.

“Wilayah kami (Asia Tenggara) berada di garis depan perubahan Industri 4.0 yang dipicu oleh AI,” kata Catherine. Di Indonesia, tambahnya, penerapan AI semakin bersifat strategis seiring munculnya inisiatif nasional sepertiroadmap Making Indonesia 4.0, peluncuran AI Center of Excellence, serta Roadmap AI Nasional yang akan datang.

Selanjutnya, laporan "APAC AI-Driven Industry 4.0" menyebutkan bahwa hanya 11 persen perusahaan manufaktur di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, berada pada tingkat kematangan AI yang lebih tinggi—meskipun 85 persen mengklaim telah menjadi organisasi yang berbasis data atauAI-first. Ketidakseimbangan ini berisiko menghambat perubahan jika investasi tidak sesuai dengan tingkat kesiapan yang sebenarnya.

Catherine mengungkap beberapa hambatan utama, mulai dari ketidaksesuaian strategi Industri 4.0, keterbatasan dalam pengembangan sumber daya manusia, hingga pelaksanaan AI yang masih terpisah antar divisi. Tantangan lainnya berkaitan dengan modernisasi sistem inti yang dinilai masih lambat, ditandai oleh rendahnya penerapan pemeliharaan prediktif dan visibilitas rantai pasok secarareal-time.

Indonesia, di sisi lain, dianggap sebagai aktor penting dalam peta industri manufaktur berbasis AI di Asia Tenggara. Laporan IBM-KORIKA tahun 2024 menyebutkan bahwa 62 persen organisasi di Indonesia saat ini sedang melakukan proyek pengujian AI. Perusahaan fokus pada pengelolaan stok, prediksi permintaan, dan pengolahan data di sektor manufaktur. “Inisiatif ini menunjukkan kesiapan Indonesia untuk mempercepat penerapan dan memperkuat kompetitivitasnya di pasar manufaktur global,” kata Catherine.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kata IBM: Pertumbuhan Adopsi AI di Indonesia"

Posting Komentar